Jumat, 24 Oktober 2008

Masyarakat Dalam Pandangan Antropologi

MASYARAKAT DALAM PANDANGAN ANTROPOLOGI

Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh Sesutu indentitas bersama. Dengan terciptanya system adat istiadat atau system bergaul diciptakan pula kaidah-kaidah atau norma-norma pergaulan yang akhirnya terciptakan suatu kebudayaan.

Masyarakat lebih leluasa dari pada suatu komunitas atau perkumpulan maupun sekelompok. Masyarakat memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

a. Adanya interaksi antar warga.

b. Adanya adat istiadat, norma-norma, hukum dan aturan khas yang mengatur

c. Kontinuitas dalam waktu, dan

d. Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga.

Lebih jauh dari ciri tersebut, masyarakat memiliki ciri lain, di antaranya :

  1. Adanya pembagian kerja yang tetap antara berbagai macam kesatuan atau golongan indivudu dalam kolektif untuk melaksanakan berbagai macam fungsi hidup.
  2. Ketergantungan individu yang disebabkan karena sifat ketergantungan.
  3. Komunikasi antar individu dalam kerjasama.
  4. Diskriminasi antar individu.

Unsur-Unsur Masyarakat

Kategori Sosial

Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri atau suatu komplek ciri-ciri objektif yang dikenakan pada manusia. Ciri-ciri tersebut biasanya dikenakan oleh pihak dari luar kategori sosial itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan, dengan suatu maksud praktis tertentu.

Golongan Sosial

Merupakan suatu kesatuan masyarakat yang ditandai dengan suatu ciri tertentu, bahkan sering kali tersebut juga dikenakan kepada mereka (pihak luar mereka sendiri). Meskipun respon atau reksi terhadap cara pihak luar memandang golongan sosial tadi, atau karena golongan itu memang terikat oleh suatu sistem nilai, sistem norma dan adat istiadat tertentu.

Komunitas

Komunitas adalah suatu kesatuan manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata dan berinteraksi menurut system adat istiadat yang terikat oleh suatu rasa identitas komunitas.

Kelompok dan perkumpulan

Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memenuhi syarat-syaratnya yang mengatur interaksi itu, dengan adanya kontinuitas serta dengan adanya rasa identitas yang mempersatukan semua anggota.

Pranata Sosial

Pranata sosial adalah lembaga sosial walaupun istilah yang digunakan berbeda-beda tetapi social institution menunjuk pada unsur-unsur yang mengatur perilaku anggota masyarakat. Pranata social adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu.

Proses terjadinya pranata sosial.

Di dalam masyarakat terdapat norma-norma masyarakat yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan menggapai satu tata tertib, norma-norma tersebut diwujudkan dalam hubungan antar manusia dinamakan social organization (organisasi sosial).

Dalam perkembangan selanjutnya, norma-norma tersebut berkelompok pada berbagai keperluan pokok kehidupan manusia. Misalnya kebutuhan hidup kekrabatan menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti kebutuhan akan pendidikan yang akan menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan, seperti, pesantren, TK,SD,dll

Ciri-ciri Pranta Sosial

Ciri-ciri pranata sosial dintaranya;

a. Pranata sosial merupakan pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang tersusun atau terstruktur

b. Pranata sosil merupkan kebutuhan dasar (bisnis need)

c. Pranata sosial merupakan suatu cara (bertindak) yang mengikat keseluruhan komponen yang diadukan sebagai suatu norma atau aturan

d. Pranata sosial memiliki suatu tingkat kekekalan tertentu.

e. Pranata sosial memiliki lambang-lambang atau simbol-simbol yang menjadi ciri khas.

Fungsi Pranata Sosial

Fungsi utama pranata sosial adalah untuk sarana pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Fungsi-fungsi social dapat digolongkan atas dua pertimbangan, yaitu disadari atau tidak, positif atau negatifnya;

  1. Disadari atau tidaknya suatu fungsi pranata oleh masyarakat. Berdasarkan pertimbangan ini pranata social dibedakan menjadi fungsi nyata, yang merupakan pranata yang disadari oleh masyarakat secara keseluruhan, misalnya dalam pranata keluarga. Dan fungsi tersembunyi, yang merupakan fungsi pranata social yang tidak disadari oleh masyarakat, tetapi pada kenyataannya sumbangan bagi bertahannya masyarakat.
  2. Positif atau tidaknya sumbangan pranata social bagi keberlangsunagn hidup masyarakat sehingga pranata social dapat dibedakan menjadi pranata social yang bersifat fungsional dan disfungsional.
  3. Pranata berfungsi untuk memenuhi keperluan kehidupan manusia untuk mata pencaharian
  4. Pranata berfungsi untuk memenuhi keperluan penerangan pendidikan manusia
Pranata berfungsi untuk memenuhi keperluan ilmiah manusia pranata berfungsi untuk menghayatkan kebutuhan keindahan manusia.

Kamis, 04 September 2008

AKTUALISASI

Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak - kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak - kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.

Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda - beda tergantung pada pengalaman - pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.

Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):

1. Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.

2. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

4. Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan - paksaan atau rintangan - rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.

5. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri - ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.

Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata - mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.

Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif.

Rogers juga mengabaikan aspek - aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.

Teori Rogers ini memang sangat populer dengan masyarakat Amerika yang memiliki karakteristik optimistik dan independen karena Rogers memandang bahwa pada dasarnya manusia itu baik, konstruktif dan akan selalu memiliki orientasi ke depan yang positip. Pertanyaannya yaitu : Apakah teori ini juga akan sama efektifnya jika diaplikasikan pada masyarakat dengan budaya, dan struktur sosial serta sistem kemasyarakatan yang berbeda dengan Amerika?